Translate

Rabu, 18 Desember 2013


BAB I
PENDAHULUAN


I.1. Latar Belakang
Mukosa saluran pencemaan merupakan barier antara tubuh dengan berbagai bahan, termasuk produk-produk pencernaan, toksin, obat-obatan, makanan/minuman dan mikroorganisme yang masuk lewat saluran cerna. Dalam saluran pencemaan terdapat berbagai sistem yang kompleks, sehingga bahan-bahan yang berguna oleh tubuh akan diserap dan bahan-bahan yang tak berguna dinetralisir oleh sistem tersebut.
Saluran pencernaan mengandung berbagai sistem yang secara efektif dapat menangkap/proteksi terhadap bahan-bahan yang masuk saluran cerna. Proteksi tersebut dilakukan oleh adanya beberapa faktor :
  • Faktor pre-epitelial.
  • Integritas sel epitelial saluran cerna.
  • Proteksi oleh sistem imun yang terdapat lokal dalam salurann pencernaan sendiri dan umum dalam sistem pembuluh darah dan limfe.
      pada dasarnya terjadinya ulkus peptikum di sebabkan oleh dua faktor yang utama yaitu faktor agresif yang di sebabkan oleh meningkatnya asam lambung dan juga faktor defensif berupa berkurangnya perlindungan terhadap mukosa lambung. maka prinsip pengobatan ulkus peptikum maupun gastritis di tujukan untuk mengatasi kedua faktor diatas. Karena saat ini prinsip pengobatan lebih banyak di tujukan pada mengatasi masalah akibat faktor agresif, maka pada kesempatan ini kami akan membahas menyangkut prinsip pengobatan untuk mengatasi faktor defensif yaitu  turunnya kemampuan proteksi mukosa lambung yang dapat memungkinkan terciptanya ulkus peptikum.
I.2. Tujuan
1.      Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah farmakologi
2.      Untuk mengetahui obat-obat proteksi mukosa lambung


BAB II
PEMBAHASAN

Mukosa saluran pencemaan merupakan barier antara tubuh dengan berbagai bahan, termasuk produk-produk pencernaan, toksin, obat-obatan, makanan/minuman dan mikroorganisme yang masuk lewat saluran cerna. Dalam saluran pencemaan terdapat berbagai sistem yang kompleks, sehingga bahan-bahan yang berguna oleh tubuh akan diserap dan bahan-bahan yang talc berguna dinetralisir oleh sistem tersebut.
Ketidakseimbangan antara faktor-faktor agresif(asam dan pepsin) dan faktor-faktor defensif (resistensi mukosa) pada mukosa lambung-duodenum menyebabkan terjadinya gastritis, duodenitis, ulkus lambung dan ulkus duodenum. 
Asam lambung yang bersifat korosif dan pepsin yang bersifat proteolitik merupakan dua faktor terpenting dalam menimbulkan kerusakan mukosa lambung-duodenum. Faktor-faktor agresif lainnya adalah garam empedu, obat-obat ulserogenik (aspirin dan antiinflamasi nonsteroid lainnya, kortikosteroid dosis tinggi), merokok, etanol, bakteria, leukotrien B4 dan lain-lain.
Faktor-faktor yang merupakan mekanisme proteksi mukosa lambung-duodenum adalah sawar mukus bikarbonat, sawar mukosa, aliran darah mukosa dan regenerasi mukosa. Mekanisme proteksi mukosa lambung-duodenum terhadap kerusakan oleh faktor-faktor agresif ini disebut dengan istilah sitoproteksi. Meskipun mekanisme sitoproteksi ini belum diketahui secara pasti, ada bukti bahwa prostaglandin endogen memegang peranan penting.
pada dasarnya terjadinya ulkus peptikum ataupun gatritis di sebabkan oleh dua faktor yang utama yaitu faktor agresif yang di sebabkan oleh meningkatnya asam lambung dan juga karena faktor defensif berupa berkurangnya perlindungan terhadap mukosa lambung. maka prinsip pengobatan ulkus peptikum maupun gastritis di tujukan untuk mengatasi kedua faktor diatas. prinsip pengobatan untuk mengatasi faktor defensif yaitu  turunnya kemampuan proteksi mukosa lambung yang dapat memungkinkan terciptanya ulkus peptikum.
Pengobatan ulkus peptikum maupun gastritis dengan mengatasi masalah defensif berupa mengatasi masalah berkurangnnya mukosa lambung dapat di lakukan dengan penggunaan obat-obatan sitoprotektif.

4 komentar: